Kuliner Viral Favorit Generasi Z yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Tidak hanya dalam hal fashion atau hiburan, tetapi juga dalam hal makanan. Kuliner bagi generasi ini bukan sekadar kebutuhan, tetapi bagian dari identitas, gaya hidup, dan bahkan bentuk ekspresi diri. Mereka tak segan memburu makanan viral, mencoba tren baru, dan memposting pengalaman kulinernya ke TikTok, Instagram, atau YouTube. Hal inilah yang membuat tren kuliner saat ini berkembang sangat cepat dan dinamis.
Tidak jarang, sebuah makanan yang unik dan estetik bisa langsung menjadi sorotan publik hanya karena viral di satu unggahan. Generasi Z memiliki ketertarikan besar terhadap sesuatu yang “unik”, “nyentrik”, atau “aesthetic.” Mereka rela antre panjang demi mencicipi minuman boba dengan topping keju, sandwich Korea, atau donat matcha isi lava. Kekuatan visual dan sensasi menjadi bagian dari tren membuat kuliner masa kini bukan hanya soal rasa, tapi juga pengalaman emosional dan sosial. Itulah sebabnya, industri F&B kini berlomba-lomba menciptakan inovasi menu yang memikat perhatian generasi ini.
Kuliner Estetik dan Instagrammable Lebih dari Sekadar Rasa
Salah satu daya tarik utama kuliner viral adalah tampilan visual yang menggoda dan memikat. Generasi Z sangat peduli dengan estetika. Hidangan yang cantik, berwarna-warni, dan memiliki tampilan unik lebih mudah menarik perhatian mereka. Di era digital ini, makanan tidak hanya untuk dinikmati, tetapi juga untuk dipotret, dibagikan, dan dikomentari. Ini membuat aspek visual dalam kuliner menjadi sangat penting.
Contohnya, dessert Korea berbentuk bunga, minuman boba berlapis tiga warna, atau martabak manis dengan topping berlimpah dan disajikan dalam box lucu semua dibuat dengan pertimbangan estetika yang kuat dan daya tarik sosial media. Tidak heran jika banyak tempat makan kini di desain dengan spot foto khusus, pencahayaan bagus, hingga dekorasi kekinian. Bagi Generasi Z, makanan yang estetik menambah nilai kepuasan tersendiri dan tentunya lebih mudah viral. Bukan hanya rasa yang jadi pertimbangan, tetapi bagaimana makanan itu terlihat dan dirasakan secara visual dan emosi.
Cita Rasa Unik dan Eksperimen Tak Terduga
Generasi Z dikenal sangat terbuka terhadap eksperimen rasa. Mereka senang mencoba kombinasi makanan yang tidak biasa ekstrem. Contohnya adalah truffle (croissant), ayam geprek mozarella, donat pedas, es krim rasa nasi uduk, atau ramen carbonara. Kombinasi rasa manis, asin, pedas, bahkan gurih dalam satu hidangan justru menjadi sensasi yang ditunggu-tunggu. Semakin tidak biasa, semakin menarik untuk di coba dan di bagikan ke media sosial.
Tren kuliner ini memicu lahirnya berbagai inovasi di industri makanan. Banyak pelaku usaha, baik UKM maupun restoran besar, berlomba-lomba menciptakan resep baru yang mengejutkan. Hal ini menunjukkan bahwa Generasi Z mendorong industri kuliner menjadi lebih kreatif, adaptif, dan berani keluar dari zona nyaman. Mereka menyukai sesuatu yang memberi pengalaman baru, mengejutkan lidah, dan bisa menjadi cerita menarik di dunia digital.
Peran Media Sosial dalam Menciptakan Kuliner Viral
Media sosial adalah katalis utama dari tren kuliner saat ini. Tanpa perlu iklan besar-besaran, satu video pendek yang menarik bisa membuat satu produk makanan langsung di buru. TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts menjadi media paling berpengaruh dalam membentuk tren kuliner Generasi Z. Mereka percaya rekomendasi dari influencer, food vlogger, dan bahkan teman-teman mereka sendiri di dunia maya.
Fenomena seperti dalgona coffee, Indomie donat, es kopi susu kekinian, hingga rice bowl dengan sambal level neraka semua bermula dari viralnya konten di media sosial. Dalam waktu singkat, produk ini bisa menjadi sangat laris dan diburu di mana-mana. Kecepatan informasi dan kemampuan menyebarkan antusiasme secara masif menjadi keunggulan generasi ini dalam mendorong tren. Bagi para pelaku bisnis kuliner, memahami bagaimana algoritma media sosial bekerja adalah kunci untuk menciptakan sensasi kuliner berikutnya.
Kesadaran Gaya Hidup Sehat dan Kuliner Ramah Lingkungan
Meskipun gemar mencoba makanan viral, Generasi Z juga semakin sadar akan pentingnya kesehatan dan keberlanjutan. Mereka cenderung mencari makanan yang tidak hanya enak dan menarik, tetapi juga ramah lingkungan dan sehat. Produk berbahan organik, vegan, rendah gula, atau menggunakan kemasan ramah lingkungan kini mulai naik daun. Bahkan beberapa makanan viral berhasil menarik perhatian karena menggabungkan konsep unik dengan nilai kesehatan, seperti smoothie warna-warni, salad dalam jar, atau sushi plant-based.
Keseimbangan antara gaya hidup sehat dan kepuasan kuliner menjadi kunci penting. Generasi Z lebih suka memilih makanan yang memberi energi, ringan, dan tidak membuat tubuh terasa “berat”. Bahkan mereka tidak segan untuk mencari tahu kandungan gizi, kalori, hingga bahan baku yang digunakan dalam makanan tersebut. Tren ini memaksa pelaku industri untuk lebih transparan, jujur, dan bertanggung jawab terhadap apa yang mereka sajikan kepada konsumennya.
Lahan Subur Inovasi dan Kreativitas
Tren kuliner viral tidak hanya menguntungkan konsumen, tapi juga membuka peluang besar bagi para pengusaha dan kreator makanan. Banyak dari mereka yang memulai bisnis dari dapur rumah dan berbekal kreativitas konten media sosial. Bahkan beberapa merek makanan kini lahir dari tren TikTok atau Instagram, tanpa modal besar, tetapi sukses luar biasa karena ide yang segar dan eksekusi yang tepat sasaran.
Kunci kesuksesan dalam bisnis kuliner saat ini adalah memahami karakter Generasi Z mereka ingin makanan cepat, unik, bergaya, dan punya nilai cerita. Oleh karena itu, kemasan yang lucu, brand voice yang akrab, serta respons cepat di media sosial menjadi keunggulan kompetitif. Tidak sedikit brand makanan yang membangun loyalitas pelanggan hanya lewat strategi digital dan storytelling yang kuat. Artinya, di era sekarang, makanan bukan hanya soal rasa, tapi juga pengalaman menyeluruh yang menyentuh emosi dan identitas konsumen.
Ciri Kuliner Viral Favorit Generasi Z
- Unik dan Eksentrik – Kombinasi rasa atau tampilan yang tidak biasa, seperti ayam saus permen karet atau donat isi telur asin.
- Estetik dan Instagrammable – Makanan dengan warna menarik, plating rapi, dan cocok untuk di posting di media sosial.
- Dukung Gaya Hidup Modern – Bisa dikonsumsi sambil jalan, praktis, atau di kemas dalam bentuk ready-to-eat.
- Viral di Media Sosial – Muncul di feed, FYP, atau direkomendasikan oleh influencer, sehingga menciptakan efek keingintahuan.
- Ada Cerita dan Nilai Tambah – Misalnya, di buat dari bahan organik, mengusung lokalitas (makanan daerah yang dimodernkan), atau konsep lucu yang relatable dengan generasi muda.
Kuliner viral bukan sekadar fenomena sesaat, tapi cerminan dari di namika sosial, teknologi, dan nilai-nilai Generasi Z. Mereka menuntut lebih dari sekadar rasa keunikan, visual memukau, pengalaman emosional, hingga keberlanjutan menjadi bagian penting dari pilihan kuliner mereka. Dunia makanan kini tak hanya milik chef, tapi juga milik siapa saja yang punya kreativitas dan keberanian untuk menciptakan sensasi baru.
Dengan memahami apa yang membuat sebuah makanan viral di kalangan Generasi Z, para pelaku industri kuliner dapat membuka peluang baru yang sangat luas. Kuliner telah menjadi panggung inovasi tak terbatas ruang di mana kreativitas, gaya hidup, dan teknologi bersatu. Maka dari itu, saat kamu menyantap makanan viral berikutnya, sadari bahwa kamu bukan hanya makan kamu sedang jadi bagian dari gelombang tren besar yang membentuk budaya makan masa depan.
Studi Kasus
Dita (21 tahun), mahasiswi sekaligus food reviewer di TikTok, mulai viral setelah membuat konten mencoba berbagai makanan unik yang sedang tren di kalangan Gen Z, seperti croffle, odading, mie level pedas, hingga dessert Korean toast. Salah satu videonya yang menampilkan “sambal matah croissant” mendapat lebih dari 1 juta views. Sejak saat itu, Dita tak hanya mendapat tawaran endorse dari UMKM kuliner, tapi juga membuka jasa food promotion dengan pendapatan sampingan yang signifikan. Kuliner viral ternyata bukan cuma soal makanan lezat, tapi juga konten visual, kreativitas, dan koneksi dengan tren digital.
Data dan Fakta
Menurut survei dari Populix (2023), sebanyak 86% Generasi Z di Indonesia tertarik mencoba makanan viral yang mereka lihat di media sosial, terutama TikTok dan Instagram Reels. Sebanyak 72% dari mereka mengaku lebih memilih makanan berdasarkan “penampilan” di video dibanding ulasan tertulis. Makanan viral yang di sukai cenderung memiliki visual unik, rasa ekstrem, atau gabungan budaya (fusion food). Ini menunjukkan bahwa daya tarik kuliner masa kini bukan hanya soal rasa, tapi pengalaman visual dan shareability di platform digital.
FAQ – Kuliner Viral Favorit Generasi Z
1. Apa itu kuliner viral di mata Gen Z?
Kuliner viral adalah makanan yang sedang trending dan ramai dibicarakan atau dicoba di media sosial, biasanya karena bentuk unik, rasa ekstrem, atau kemasan menarik.
2. Apa contoh makanan viral yang disukai Gen Z?
Contohnya seperti truffle, dessert box, ramen pedas level, Korean toast, burger hitam, atau minuman boba dengan topping nyeleneh.
3. Mengapa Gen Z cepat tertarik pada makanan viral?
Karena mereka tumbuh di era digital visual, di mana tampilan makanan yang estetik dan menarik bisa langsung memicu rasa ingin coba dan konten sharing.
4. Apakah semua kuliner viral sehat untuk di konsumsi?
Tidak selalu. Sebagian besar makanan viral hanya untuk sesekali konsumsi karena tinggi gula, lemak, atau pedas ekstrem. Keseimbangan tetap penting.
5. Apakah makanan viral bisa jadi peluang bisnis?
Ya, tren makanan viral sering dimanfaatkan UMKM untuk inovasi produk, memperluas pasar, dan meningkatkan penjualan lewat media sosial.
Kesimpulan
Kuliner Viral Favorit Generasi Z menjadi bagian penting dari gaya hidup Generasi Z. Bagi mereka, makanan bukan hanya pemenuhan rasa lapar, tetapi juga bagian dari ekspresi diri, gaya hidup sosial, dan konten digital. Seperti yang dialami Dita, mencoba dan membagikan makanan viral bisa menjadi gerbang menuju peluang baru di dunia digital. Gen Z sangat responsif terhadap tren visual, menjadikan makanan sebagai “produk konten” yang bisa dibagikan, dinikmati, dan dijadikan identitas.
Namun di balik euforia tersebut, penting untuk menanamkan kesadaran akan pola makan yang seimbang. Tidak semua makanan viral sehat, dan konsumsi berlebihan bisa berdampak pada kesehatan jangka panjang. Oleh karena itu, pelaku bisnis kuliner juga harus mampu menyeimbangkan inovasi dengan tanggung jawab. Kuliner viral memang bisa jadi magnet kuat, tetapi keberlanjutan akan ditentukan oleh kualitas, rasa, dan nilai gizi yang dikandungnya. Bagi Gen Z, bijak dalam tren adalah kunci.